Jumat, Februari 29, 2008

The Protecting Friend ... Meet The Michael

1

Malam hari yang biasa, dengan banyak bintang. Langit malam yang cerah di Sofia. Ibukota Bulgaria, sebuah kota tua yang apik yang berusaha berkembang menuruti banyak kota besar lainnya di barat benua ini. Di depan sebuah mesjid yang dibangun tahun 1576, mesjid tertua di Eropa. Didirikan oleh Dinasti Turki Usmani, dirancang oleh arsitek ternama di masa Turki Usmani, Koca Mimar Sinan. Mesjid yang dibangun di atas panas bumi ini, memiliki kubah yang sangat luas, seperti kubah yang terdapat di Aegea Sophia di Turki.

Dia berdiri di sana, seorang diri. Dengan baju hijau muda dibalut jaket jeans dan celana jeans terlipat dipadu sepatu converse putih. Cukup aneh untuk kultur Bulgaria sebenarnya. Dia seperti seorng turis. Banyak yang berlalu lalang, tapi tidak seorangpun mengusiknya. Apa karena mereka tidak mempedulikan, atau dia sedang tidak terlihat sekarang. Dia berdiri menatap asap dari panas bumi di tanah dekat dinding mesjid sebelah barat. Sebuah janji telah dibuat. Sebuah janji bertemu dengan sebuah nama yang tidak akan pernah terbayangkan. Dia akan menemui Michael.

Ya, Michael yang itu. Micha'el dalam bahasa Hebrew, Μιχαήλ dalam bahasa Yunani, Michael dalam bahasa latin, ميكائي dalam bahasa Arab, dan Mikha'il seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an. Dia akan menemui malaikat yang itu. Mencengangkan? Tidak baginya. Dia bisa dengan mudah bertemu dengan keempat Archangel, Gabriel, Michael, Raphael dan Azrael. Hanya ada empat Archangel di kehidupan ini, bukan tujuh seperti agama Ibrahim lama. Referensi tujuh Archangel juga diceritakan dalam Enoch I, sebuah kepercayaan di Ethiopia.

Siapa dia? Manusia atau malaikat lain? Atau dia adalah setan yang ingin menemui Michael? Dia yang sebenarnya adalah seorang manusia. Manusia yang meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Seorang manusia yang diberi tawaran melalui Munkar dan Nakir, malaikat yang menginterograsi semua manusia di alam kubur. Tawaran itu jelas, dia harus melakukan sesuatu dan bila dia berhasil aka nada sebuah pertimbangan apakah dia akan masuk surga. Mengingat apa yang dia lakukan sebelum dia mati, adalah sepenuhnya neraka dengan sedikit surga. Dia diiberi sebuah kekuatan setara Archangel, dan tugas yang harus dia lakukan akan dia ketahui sekarang. Dia sempat merasa aneh, karena dia merasa sudah cukup lama disiksa di kubur, tapi ternyata belum lewat seminggu dari hari dia dimakamkan. Semenjak itu dia hanya mengetahui dirinya adalah Sang Penjaga.

Tiba-tiba suasana malam jadi berubah. Bintang makin banyak, malam yang remang-remang tadi jadi cukup terang sekarang. Sang penjaga tersentak dari kenangan masa manusianya. Sang Penjaga memperhatikan sekeliling, dia menyadari, sang Archangel sudah datang. Langkah kaki terdengar dari sisi lain mesjid ini. Sang Penjaga menoleh ke sisi itu. Sesosok yang seperti bercahaya dengan setelan cerah, cokelat cerah dengan baju dalam yang lebih terang. Archangel itu tersenyum ke arah Penjaga.

2

Malaikat yang memberikan berkah, itu Michael dalam banyak kebudayaan dan kepercayaan. Malaikat yang disebut-sebut sebagai pangeran Israel, reinkarnasi dari Kristus. Pemimpin pasukan surga dalam perang surga dan neraka. Malaikat itu kini berhadap-hadapan dengan Sang Penjaga. Archangel itu tersenyum.

"Kau sudah lama menunggu?", tanya Michael.

Sang Penjaga mengangguk. Berdiri di depan seorang Archangel adalah hal yang tidak pernah dia pikirkan di masa hidupnya. Sebuah kenyataan kalau Michael adalah malaikat yang begitu mempesona, meski Sang Penjaga yakin bahwa ini bukan wujud aslinya.

"Yang aku tahu malaikat penyampai pesan adalah Gabriel."

"Kau bukan orang suci ataupun nabi.", jawab Michael sambil tersenyum.

Sang Penjaga terdiam. Dia menjawabnya dengan senyum yang tegas. Dengan senyum dan jawaban singkat itu sang malaikat kedamaian itu jelas sudah posisi Sang Penjaga. Dia adalah seorang pendosa yang mendapat kesempatan.

"Kau diberikan kekuatan setara dengan keempat Archangel. Tapi tidak semua pengetahuan Archangel ada padamu, dan kau juga bukan malaikat. Kau memiliki kekuatan untuk memasuki neraka dan alam barzakh…", Michael terdiam sejenak, "Kau hanya tidak diperkenankan memasuki surga dan meminta untuk menemui Tuhan."

"Tugasmu sangat sederhana…kau hanya harus menyegel tiga iblis."

Michael mengatakannya seperti Sang Penjaga hanya harus memotong rumput di halaman belakang. Tapi dengan kekuatan Archangel dan beberapa kemudahan lain, Penjaga merasa itu akan cukup mudah. Tapi dia harusnya segera sadar kalau itu tidak akan mudah.

"Kenapa tidak para malaikat saja yang menyegel mereka?"

Michael tersenyum. Hal yang seketika terpikirkan oleh sang penjaga. Dia yakin malaikat dan juga Archangel adalah makhluk yang cukup sakti, memberikan tugas kepada seorang seperti dia adalah sebuah tanda tanya besar.

"Aku tidak akan menjawab itu", Michael mulai misterius, tapi senyumnya tidak lepas darinya.

"Siapa saja yang harus aku segel?", tanya sang Penjaga.

` "Kau datangi alamat ini.", Michael mengeluarkan kertas dari saku jasnya.

Sang Penjaga mengambil dan membacanya. Sebuah tempat di New York, dan sebuah nama, Seth Green. Sang Penjaga mengira-ngira, siapa Seth Green ini. Ketika Sang Penjaga menoleh kembali, Michael sudah berjalan menjauhinya, tanpa basa-basi. Sang Penjaga tidak ingin menahan Archangel itu, sepertinya dia hanya harus menemui manusia itu. Manusia, karena sekarang sang penjaga bukan manusia lagi. Michael tiba-tiba berhenti dan kembali melihat ke Sang Penjaga.

"Satu hal lagi…", Michael menggosok hidungnya, "Sampai saat ini pasti kau mengira namamu adalah, Sang Penjaga, bukan?", Sang Penjaga mengangguk.

"Kau harus punya panggilan lain…", Michael tampak berpikir, "Mulai sekarang kau adalah Wally.", Michael tersenyum dan kembali berjalan menjauh.

Sang Penjaga menerka-nerka, kenapa harus Wally? Apa itu benar nama untuk dia, sama sekali tidak seperti Archangel lain yang namanya sedikit bagus. Sang Penjaga masih berpikir. Michael berhenti lagi.

"Artinya…teman yang melindungi.", Michael kembali berjalan, "Itu salah satu dari 99 nama Tuhan.", Michael menghilang dalam cahaya.