Rabu, Oktober 29, 2008

You Stupid Doesn't Play! (Anda Bodoh Bukan Main!)

Saya pernah membaca sebuah lelucon di surat kabar, tentang seorang seorang bos yang memarahi rekanan bisnisnya yang berasal dari Amerika. Saya lupa detil ceritanya, yang pasti bos Indonesia itu memarahi rekanan bisnisnya dengan bahasa Inggris yang benar-benar kacau. Kalau tidak salah si bos itu ingin terlihat mampu berbahasa Inggris dan mengucapkan, "You stupid doesn't play! You fruit child doesn't follow mix!"
Maksudnya adalah, "Anda bodoh bukan main! Anak buah anda jangan ikut campur!."
Ketika saya bercakap-cakap ringan dengan seorang abang yang bahasa Inggrisnya sangat fasih, dia sedikit berpikir lama ketika saya melemparkan lelucon itu. Teman saya itu sedikit berpikir lama untuk mencerna maksud dari kata-kata itu. Setelah saya menjelaskan kalau kata doesn't maksudnya adalah bukan, tawanya seketika lepas.
Delapan puluh tahun yang lalu, dalam satu isi Sumpah Pemuda, ada kata-kata, menggunakan bahasa persatuan bahasa Indonesia. Sedikit miris bila sekarang kita lebih bangga berbahasa Inggris, ya bukan suatu kesalahan memang menggunakan bahasa agresor masa lalu seperti Inggris. Ketika slogan "Gold, Glory , Gospel" berkumandang di Eropa, negara-negara seperti Spanyol dan Portugis memulai perjalanan mencari rempah-rempah ke dunia baru. Oleh sebab itu banyak negara juga yang menggunakan bahasa Spanyol dan Portugis. Apalagi Inggris, dengan semboyan sakti "Sun never set in British sea.", mereka menguasai 1/3 dari globe.
Negara-negara maju seperi Australia dan Amerika Serikat merupakan jajahan Inggris. Bahkan Australia masih mengakui ratu Inggris sebagai ratu mereka. Inggris secara pasti menjadi bahasa paling populer di dunia.
Tapi bukan alasan untuk tidak mencintai bahasa Indonesia kan? Bahasa yang berakar dari bahasa Melayu sudah menjadi Lingua Franca atau bahasa yang digunakan sejak abad 13 di Nusantara. Nusantara di sini mencakup Asia Tenggara.
Pagi ini, setelah makan sepulang dari kampus, hal itu menjadi makin miris. Saya menonton sebuah saluran musik. Terdengar sebuah lagu pop melayu milik sebuah band asal bandung. Satu bait lirik berbunyi, "I am sorry, ku tak akan love you lagi."
Saya terpana untuk beberapa saat dan berpikir judul yang saya buat untuk tulisan ini sepertinya tepat.

Kamis, Oktober 16, 2008

Masalah bernama RUU Pornografi



Sore hari, pukul 16.00, sedang bermain Playstation bersama seorang teman. Tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk ke handphone saya,

DPR tersudut oleh banyaky surat y menolak RUU pornografi. dukung RUU PORNOGRAFI dg cara Fax pansus RUU Pornografi 021-5715512. Tlg dsebarluaskan. Trima kasih

Apalgi ini, saya pikir. Sebuah gerakan mendukung RUU Pornografi? Di tengah maraknya demonstrasi anti RUU yang sudah dimulai tahun 1997 dan baru mulai diajukan rancangannya pada hari valentine tahun 2006. Setelah sekian banyak silang pendapat dari para wakil rakyat, birokrat, akademisi, pemimpin agama dan budayawan, terbitlah RUU Pornografi pada tanggal 4 September 2008. Tapi tetap saja begitu banyak demonstrasi anti RUU ini.
Sebenarnya bukan hanya yang anti saja, tetapi juga banyak demonstrasi yang mendukung rancangan ini. Disinilah potensi konflik terjadi, ketika ada dua kubu yang saling bertentangan. Bila RUU ini disahkan, yang anti bakal protes, yang saya dengar warga Bali akan menggelar pesta telanjang. Tapi perlu kita waspadai, kalau saja RUU ini tidak disahkan, pasti juga bakal ada yang melakukan protes.
Siapa yang harus mengalah sekarang? Yang pro atau yang anti? Sebelum ada RUU ini tidak pernah ada polemik, tapi mengapa setelah ada orang-orang pada ribut. RUU-nya yang salah? Tapi sebuah peraturan untuk mengatasi maraknya masalah yang berbaut porno jga mendesak. Lalu apa solusinya?
Saya pernah menyaksikan sebuah diskusi mengenai perdebatan RUU Pornografi di TVOne. Yang pro pada saat itu adalah bapak Balkan Kaplale, ketua pansus dan seorang dosen. Sedangkan yang kontra adalah seorang anggota DPR dari Partai Damai Sejahtera dan seorang pemilik agency modeling. Saat itu saya bersama ayah saya, dalam debat, kubu yang kontra sama sekali tidak bisa memberikan penjelasan yang logis dan terkesan lebih banyak memotong perkataan bapak Balkan Kaplale. Ayah saya pada saat itu terang saja merutuki kubu kontra yang hanya berapi-api tanpa alasan yang jelas, dan saya juga, Padahal kami belum membaca sama sekali.
Ketika saya memutuskan untuk menulis, saya mencoba untuk membca RUU Pornografi tanggal 4 September 2008, dan saya pikir tidak ada yang salah dengan RUU itu. Ada yang perlu dibenahi, benar, tapi untuk dibatalkan, saya pikir tidak. Mengenai alasan kalau RUU ini tidak memperhatikan kebhinekaan bangsa saya pikir salah besar, dalam pasal 14 jelas tertulis, "Pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan materi seksualitas dapat dilakukan untuk kepentingan dan memiliki nilai: a. seni dan budaya; b. adat istiadat; dan c. ritual tradisional."
Apa lagi yang kurang? Saya bukan menyesali RUU ini dibuat tapi menyesali kenapa kita jadi seperti terbagi ke dalam 2 kubu seperti ini, hanya untuk sebuah undang-undang. Menurut saya, bila RUU ini disahkan dan di hari depan tidak sesuai dengan yang diharapkan, undang-undangnya kan bisa digugurkan, apa gunanya Mahkamah Konstitusi? Atau batalkan saja undang-undang ini, lalu ketika keadaan menjadi tidak seperti yang diharapkan, kita tetap menyalahkan pemerintah.
Jadi teringat sebuah lagu Iwan Fals, berjudul Manusia Setengah Dewa,

Masalah moral masalah akhlak Biar kami cari sendiri Urus saja moralmu urus saja akhlakmu Peraturan yang sehat yang kami mau


Selasa, Oktober 14, 2008

Mencintai alam sebagai sebuah eksistensi?


"I was a cameraman fot Nightline fot six year, been freelance since '91. Do a lot of work for Greenpeace.", Nick Van Owen says.
"That must be interesting. What drew you there?", ask Ian Malcolm.
"Women. 'Bout eighty percentfemale in Greenpeace."
Itu sedikit percakapan dari film Jurassic Park seri kedua. Bagian percakapan ini bagi saya cukup menarik dibanding adegan dikejar-kejar T-Rex. Lucu juga mengetahui alasan seseorang menjadi sukarelawan bagi Greenpeace adalah wanita atau hal-hal konyol seperti, eksistensi, bukan murni karena benar-benar mencintai alamnya.
Saya jadi teringat cerita ayah saya, katika perwakilan dari Greenpeace bertemu dengan orang-orang yang bekerja di industri kelapa sawit. Menurut orang-orang yang begitu memahami dan mencintai alam itu, industri kelapa sawit adala penyumbang terbesar emisi rumah kaca. Di tengah hangat-hangatnya isu global warming, tentu saja itu sangat meresahkan. Tapi seorang rekan ayah saya dengan tenang menjawab. Kebetulan perwakilan Greenpeace tersebut adalah orang asing.
"Buat apa kita menjaga hutan buat orang asing (Amerika dan Eropa), padahal mereka sendiri tidak mau menjaga hutan mereka."
Ayah saya melanjutkan seketika perwakilan Greenpeace itu terdiam dan tidak berbicara panjang lebar lagi.
Saya tidak ingin membahas lebih banyak mengenai industri kelapa sawit, karena jelas saya akan berdiri di pihak industri, bukan melacurkan diri karena ingin mendapat dana yang besar, tapi hanya sekedar perasaan sadar kalau industri sawit mungkin tidak seburuk itu bila dibenahi. Saya bertanya-tanya, kenapa Greenpeace tidak mendatangi Freeport saja yang jelas merusak. Mungkin karena Freeport milik AS?
Seorang tutor saya yang berkerwarganegaraan AS bercerita bagaimana pemerintah AS dengan sukses menipu warganya dengan menebang habis hutan tapi menyisakan beberapa ratus meter hutan yang dekat dari pinggir jalan raya. Jadi bila kita melintas kita akan berpikir kalau hutannya masih lebat. Tapi bila kita lihat dari atas, akan terlihat jelas bagaimana tanah yang dulunya hutan menjadi gersang. Tapi tetap saja kita yang jadi tumbal akibat penggundulan.
Saya di sini bukan ingin menganggap Greenpeace atau organisasi pecinta alam lainnya hanyalah sebuah bentuk eksistensi belaka. Saya menghargai mereka yang sudah berusaha keras menjaga agar perusakan lingkungan tidak berlarut-larut, mungkin hanya caranya saja yang salah.
Dulu sekali, sewaktu saya mengikuti ospek mahasiwa baru di Universitas Riau tahun 2004. Seorang mahasiswa pecinta alam melakukan orasi agar mahasiwa baru mecintai alam dan bergabung dengan organisasi itu. Ketika dibuka sesi tanya jawab, seorang mahasiswi berjilbab dengan lugunya bertanya.
"Bang, kenapa pecinta alam koq merokok juga? Bukannya itu merusak alam?"
Sang orator pecinta alam cuma diam dan bingung menjawab apa.

Sabtu, Oktober 11, 2008

Eurico Guteres : Balada Sebuah Patriotisme


Jum'at malam, saya menyaksikan sebuah talkshow yang bagus Kick Andy!. Dengan host Andy F. Noya dan malam itu kedatangan bintang tamu, Eurico Guiteres.
Hanya satu kata saja, mengagumkan. Seorang anak Timor yang begitu mencintai bangsanya, Indonesia, bukan Timor Leste. Dia adalah seorang anak asli Timor yang memiliki ketidak samaan sejarah dengan Indonesia. Mereka dijajah Portugis bukan Belanda. Namun setelah deklarasi Balibo yang oleh dunia internasional dianggap invasi, Timor Portugis jadi bagian Indonesia. Eurico dan banyak orang Timor lainnya dengan bangga mengaku Indonesia.
Tapi apakah Indonesia bangga mengakui mereka? Saya pikir tidak, seperti yang dikatakan bang Eurico. Indonesia mungkin malu dengan mereka, yang dianggap telah merusak citra Indonesia di mata internasional. Eurico malah masuk hotel prodeo karena dianggap sebagai dalang kerusuhan pasca jajak pendapat. Eurico yang lebih memilih jadi tahanan d Indonesia daripada mungkin menjadi menteri atau komandan militer di Timor Leste, sama sekali bukan penghargaan dia dapat. Eurico yang menyelamatkan bendera merah putih dan tetap menyimpannya sampai sekarang, orang seperti itu yang malah dianggap penjahat. Sedangakan seorang Hassan Tiro, deklarator GAM, yang berkewarganegaraan Swedia diperlakukan bak orang penting. Padahal mungkin dalam darahnya tidak ada sedikit pun rasa cinta pada merah putih.
Begitukah cara bangsa ini memperlakukan seseorang yang cinta pada tanah air? Saya jadi teringat kata-kata bagus yang diucapkan John F Kennedy, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang meng hargai para pahlawannya."
Kalau begitu, Indonesia bukan bangsa yang besar.
Terima kasih bang Eurico, anda telah mengajarkan pada banyak hal yang besar tentang arti sebuah kecintaan pada bangsa. Anda pantas jadi pahlawan!

Kamis, Oktober 09, 2008

Berhenti Bermimpi

Banyak orang besar berkata mimpi adalah bagian terpenting dari kehidupan. Kita boleh hidup susah dan sengsara, namun mimpi mampu membuat harapan itu ada.
"Masa depan terletak pada mereka yang memiliki mimpi.", kata Eleanor Roosevelt.
Bisa jadi masa depan tidak terletak pada saya, karena orang-orang hebat tetap terus bermimpi, meski mereka dihadang banyak masalah.
"I have a dream.", kata-kata magis Martin Luther King yang menginspirasi banyak warga amerika berkulit hitam dan hampir seluruh orang di dunia.
Mungkin saya bukan calon orang hebat, karena sekarang, saya memutuskan berhenti bermimpi dan hidup di dunia nyata.