Selasa, Agustus 19, 2008

Sebuah Kehilangan (19 November 2006)

terawang malam dalam keheningan, dalam gumaman waktu ke depan
berbisik pelan antara sela hari yang mendingin
itu adalah malam ketika kedamaian belum juga terasa
seketika kabar tiba, tentang jiwa yang mesti pergi
di sebelah pulau ini dia menghembuskan nafas
dalam kerentaan tubuh
dalam ketuaan yang nyata
dia nikmati harinya dengan indah
tetap tersenyum walau semuanya mengacuhkan dia
acuh dengan sayang yang pantas
memilih berada jauh dari putra dan cucu-cucunya
serta aku sebagai anak dari cucunya
dia selalu bingung mebedakan aku dan kakakku
tapi dia tetap ingat pada nama, "Bagus"
dia jarang tersenyum
hanya berada dalam hari-hari tuan yang sepertinya sangat melelahkan
dia tidak pernah mengeluh
tidak pernah berkesah
dia tampak sangat sehat
dia bisa hidup seribu tahun lagi!
tapi hari ada waktunya
di singkatnya waktu, dia telah hidup lama
dia itu konservatif
dia tidak pernah sekolah
tapi dia memberikan sayang dalam hari-hari kami dan kami tidak akan pernah menyadarinya
akhirnya dia mengambil nafas terakhir
dia pergi
dia menyatakan kalau selamanya pun harus berakhir
dan kami baru merasa kehilangan saat dia tidak ada
tuhan
beri tempat terbaik baginya
beri pahala terindah bagi semua kebaikannya
beri segala ampunan bagi kesalahannya
dia milik kami yang berharga
dan pada ketentuanmu
dia harus pergi
dan
dia pergi
dengan senyum.....

Tidak ada komentar: