Rabu, Desember 03, 2008

Cicero dan Aura Kasih

Hampir pukul sepuluh malam ketika saya kembali ke kosan. Menukar pakaian dan mengambil posisi di tempat tidur. Melanjutkan bacaan menarik yang direkomendasikan oleh calon sekretaris jenderal partai politik sekitar 10 - 15 tahun lagi, Harry Rizki Perdana Putra. Judulnya, Imperium.
Saya akan mengetahui sebuah buku menarik apabila saya tertarik paragraf-paragraf pertama dari buku tersebut. Sepeti candu yang tidak ingin kita lewatkan. Itulah yang saya dapat dari Imperium. Karangan Robert Harris, bercerita tentang seorang Romawi yang namanya hanya saya kenal dari buku Ilmu Negara karangan Prof. Dr Soehino, Cicero.
Seorang pengacara tangguh dan hebat yang pernah dimiliki Romawi. Banyak hal yang saya pelajari hanya dari bab-bab awal buku fiksi ini. Saya benar-benar belajar banyak dan saya akan menyelesaikannya dengan sangat singkat saya rasa.
Tak lama setelah kembali membaca malam ini, saya menghidupkan televisi sejenak, untuk refresh mata dari kumpulan banyak tulisan. Browsing sejenak dan mendapati acara yang berganti nama dengan format lama, sebuah acara talk show laris. Saya tonton sejenak dan mendapati Aura Kasih di sana. Entah kenapa saya reflek meletakkan Imperium dan menyaksikan variety show itu sampai selesai. Sebuah pesan singkat dari teman sebelah kamar saya masuk. Kira-kira bunyinya seperti ini.

"Aura kasih di Empat Mata,..hmmm"

Saya akhirnya menyaksikan acara tersebut sampai selesai. Aneh, pelajaran oratori dan problem solving milik Cicero sepertinya tidak menarik saat ini.

1 komentar:

ardi fitra rahman mengatakan...

antara cicero dan aura kasih?

hmmm

pilihan sulit..

dilematis

he2

salam kenal