Sabtu, Juli 26, 2008

Renungan Dinihari

Pukul 1 lewat 46 menit, sangat larut, mendekati dini hari. Masih berkutat dengan pc di sebuah warnet tidak jauh dari rumah kontrakan seorang teman. Ber-chating ria dengan seorang teman perempuan, berbicara tentang apa saja yang membuat hati kembali sejuk dan ceria. Diselipi seorang sahabat yang mungkin sudah hampir setahun tidak bertemu. Belum ingin pulang meski mungkin esok hari akan bertemu produser, tapi biarlah, hanya interview tanpa beban, dengan bahasa Indonesia pula. Itupun mungkin, bisa jadi tidak, makanya malam ini sedikit santai.
Membuka blog yang tidak pernah berisi komentar apapun kecuali dari sang keponakan, Astit. Tidak ada yang membaca, atau mereka hanya sekedar lewat. Barangkali saya tidak begitu pintar menulis, hanya ego yang terlalu tinggi. Tapi sudahlah, persetan ada yang membaca atau tidak, yang penting, guru SD saya di Petapahan, Bangkinang, Riau sana tidak kecewa dengan muridnya yang satu ini.
Mencoba mencuri kiat dari blog milik orang lain yang mungkin di setiap postingnya, setidaknya ada lebih dari 5 komentar. Yang pertama milik seorang abang, menarik dengan dunia sinematografinya. Pintar, cerdas, dan memang pantas bila beliau sesekali bersikap menyebalkan. Patut dihormati dan saya berguru pada beliau.
Yang kedua milik seorang perempuan yang bila saya mau jujur akan saya pilih untuk menjadi ibu dari Pramudyadiningtyas Bening dan Lintang Kemukus Dinihari kelak, tapi mungkin perempuan itu tidak bakal memilih untuk menjadi ibu dari Bening dan Lintang. Cukup dengan angan-angan, yang jelas, dia sangat pandai menulis. Saya sadar kalau itu alasan saya dulu jatuh cinta pada dia, sampai sekarang barangkali. Tapi sudahlah, cukup dengan angan-angan. Yang pasti sudah pukul 1:55 sekarang, waktunya untuk pulang atau menunggu si bintang jatuh kembali ber-chatting ria?

Tidak ada komentar: