Kamis, Desember 11, 2008

Indonesia, Negrinya Diplomat-Diplomat Hebat


Hari ini, seorang putra bangsa yang hebat kembali dipanggil sang pencipta. Namanya Ali Alatas, figur yang selalu saya ingat sebagai menteri luar negeri pada masa Sekolah Dasar saya. Seorang diplomat kawakan yang merupakan satu alasan terbesar saya untuk juga menjadi seorang diplomat.
Indonesia yang baru merdeka kurang dari 100 tahun, setelah saya mengingat-ingat, ternyata memiliki banyak sekali diplomat-diplomat tangguh yang mungkin lebih sangar daripada Henry Kissinger. Orang-orang pintar yang sangat mahir berdiplomasi. Nama-nama yang sering melintas ringan di buku-buku sejarah sekolah kita dulu. Nama-nama seperti, Achmad Soebardjo, Sutan Sjahrir, Agus Salim, Mohammad Hatta, Roeslan Abdul Gani, Adam Malik, Muchtar Kusumaatmadja, Ali Alatas dan menlu saat ini, Hassan Wirayudha.
Agus Salim, orang minang yang berani menghembuskan asap rokok di depan raja george dan mengatakan, "Anda kenal bau ini? Inilah yang membuat bangsa kami terjajah selama 3,5 abad."
Pada kesempatan itu Raja George cuma terdiam dan menunduk sambil menghirup bau cengkeh dari asap rokok Agus Salim.
Adam Malik yang formalnya hanya tamatan SD, tapi pernah memimpin sidang umum PBB ke-26, tahun 1971.
Muchtar Kusumaatmadja, alumni Yale dan Harvard Law School, dua institusi pendidikan terbaik di dunia sampai saat ini.
Dan masih banyak lagi prestasi mantan-mantan menlu ini. Bukankah beberapa itu sudah mengagumkan? Alasan kita sebenarnya untuk bangga dan tidak mau ditekan oleh bangsa lain.
Indonesia, adalah negerinya diplomat-diplomat hebat. Diplomat yang sangat disegani dan ujung-ujungnya Indonesia sebagai bangsa yang disegani. Obsesi saya adalah, menjadi menteri luar negeri, bukan presiden, aneh memang. Sudah dari dulu, semenjak saya meninggalkan kesempatan besar untuk menjadi seorang pilot AU. Karena sampai sekarang saya masih berpendapat kalau dengan diplomasi apa saja bisa tercapai, baik kedamaian maupun perang. Diplomasi adalah senjata tersantun sebelum mortir diledakkan. Walaupun saya gagal kulah di jurusan Hubungan Internasional, setidaknya di Fakultas Hukum masih relevan untuk menjadi diplomat, bahkan menlu.
Akhirnya, renungan saya sampai di suatu berita bahwa presiden SBY akan memimpim pemakaman Ali Alatas di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisinya. Amin.
Farewell Sire, I'll become u soon, very soon.

Tidak ada komentar: